Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

Doa Tanpa Arti

Pada suatu malam yang sangat dingin, seorang pemuda duduk di dekat perapian dirumahnya untuk menghangatkan badan. Saat pandangannya menatap jendela rumahnya, dilihatnya seorang kakek sedang berjalan ditengah salju yang putih. Sang Pemuda kemudian berpikir, “Ah Malangnya kakek itu, dia harus berjalan ditengah badai salju seperti ini. Baiklah aku akan mendoakan dia saja agar dapat tempat berteduh.” Pemuda itu lalu berdoa kepada Tuhan : “Tuhan bantulah agar orang tua di depan rumahku ini mendapatkan tempat untuk berteduh. Kasihan Tuhan dia kedinginan.” Ketika si pemuda mengakhiri doanya dilihatnya sang kakek berjalan mendekati rumahnya dan diapun sempat mendengar suara rintihan sang kakek yang kedinginan ketika sang kakek bersandar di dekat jendela rumahnya. Mendengar itu sang pemuda berdoa lagi kepada Tuhan. “ Tuhan lihatlah sang kakek di luar rumah itu. Kasihan sekali dia Tuhan, biarlah Engkau membantunya agar dia tidak kedinginan lagi.bantulah agar dia mendapatkan tempat berteduh

Selalu Ada Harapan

Suatu hari seorang ayah menyuruh anak-anaknya ke hutan melihat sebuah pohon pir di waktu yang berbeda. Anak pertama disuruhnya pergi pada musim DINGIN, anak ke 2 pada musim SEMI, anak ke 3 pada musim PANAS, dan yang ke 4 pada musim GUGUR. Anak 1: pohon pir itu tampak sangat jelek dan batangnya bengkok. Anak 2: pohon itu dipenuhi kuncup-kuncup hijau yang menjanjikan. Anak 3: pohon itu dipenuhi dengan bunga-bunga yg menebarkan bau yang harum. Anak 4: ia tidak setuju dengan saudaranya, ia berkata bhw pohon itu penuh dengan buah yang matang dan ranum. Kemudian sang ayah berkata bahwa kalian semua benar, hanya saja kalian melihat di waktu yang berbeda. Ayahnya berpesan: “Mulai sekarang jangan pernah menilai kehidupan hanya berdasarkan satu masa yang sulit.” Ketika kamu sedang mengalami masa-masa sulit, segalanya terlihat tidak menjanjikan, banyak kegagalan dan kekecewaan, jangan cepat menyalahkan diri dan orang lain bahkan berkata bahwa kamu tidak mampu

Hak Kita Dijamin untuk Berperan di Dalamnya

Lingkungan dan kelestariannya bukan saja menjadi tanggung jawab negara. Setiap orang berhak menikmati dan memanfaatkan lingkungan, juga setiap orang berkewajiban untuk menjaga lingkungan dari pencemaran dan kerusakan. Untuk berperan dalam bidang lingkungan telah dijamin dalam UUD 1945, bahwa setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi, berhak untuk ikut berpartisipasi dan berhak untuk mendapatkan keadilan mengenai pemanfaatan lingkungan. Setiap hak yang dijamin oleh negara ini perlu didukung optimalisasinya dengan adanya hak akses. Di tingkat nasional hak akses ini diatur dalam UU No.30 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, dan UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Di tingkat internasional hak akses di jamin dalam prinsip 10 Deklarasi Rio 1992 dan Deklarasi Johanesburg 2002. Hak akses merupakan jalan untuk pemenuhan hak masyarakat untu

Sebelum Kamu Mengeluh

Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan. Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk, Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya. Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri Anda, Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup. Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu, Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat. Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul. Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidakmengerjakan tugasnya, Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal di jalanan. Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir, Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan. Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, Pikirkan tent

Kau Melihat Dunia Hanya Sebatas Pandanganmu

Ingatkah engkau ketika dahulu engkau mulai belajar berjalan ? Ketika engkau mulai melangkahkan kakimu setapak demi setapak ? Ingatkah engkau , ketika engkau pertama kali memandang segala sesuatu dari kakimu yang mungil ? Segala sesuatunya terasa begitu jauh dan tak terjangkau oleh tangan - tangan mungilmu . Kaki kursi maupun kaki bangku seakan - akan tongkat untuk menahanmu tetap berdiri .Di bawah meja makan merupakan tempat favoritmu , meja makan cukup untuk menudungi kepalamu . Kau menengadah ke atas dan melihat lampu - lampu indah , kau takjub dan kagum melihatnya , lalu kau mengulurkan tanganmu untuk menjangkaunya . Tapi kau tak sanggup . Segala sesuatu nampak begitu jauh dan tak terjangkau bagi tangan dan kaki mungilmu yang berusaha untuk menggapainya . Lalu kau mendengar sebuah suara memanggilmu . Kau mencari berkeliling dengan tertatih - tatih , tapi kau tidak menemukannya . Su