Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2012

Iman Perlu Tindakan

Yakobus 2:15 – 16 “Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?” Iman lebih dari sesuatu yang hanya dirasakan. Banyak orang tidak bisa membedakan antara emosi dan perasaan dengan iman. Mereka datang ke gereja dan mereka tergerak secara emosional, mereka terinspirasi, dan mereka termotivasi. Tapi itu tidak berarti mereka berjalan dalam iman. Alkitab mengatakan iman adalah sesuatu yang kita lakukan, bukan hanya apa yang kita rasakan: “Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?” (Yakobus 2:15-16

Metamorfosis

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah; apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:2) Kata perubahan sering kali didengung-dengungkan dimana-mana, hampir disemua lini kehidupan perubahan menjadi isu sentral. Pemerintah mendengung-dengungkan perubahan dalam tatanan dan layanan governance yang baik, perusahaan-perusahaan menata diri untuk menjadi yang terbaik melalui perubahan. Bahkan gereja pun itu turut serta menangkap kairos tentang perubahan, ini memberikan catatan bagi kita bahwa memang saatnya semua bidang kehidupan harus berubah, tanpa perubahan tidak mungkin kita menggapai pencapaian yang maksimal. Kitab Roma 12:2 ini merupakan seruan rasul Paulus kepada jemaat di Roma untuk menghidupi perubahan, perubahan yang dimaksud lebih kepada bagaimana diri sendiri atau pribadi umat mengalami perubahan secara signifikan. Perhatikanlah apa yang men

Kasih Setia-Nya Bukan Basa-Basi dan Tak Pernah Basi

“Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Ratapan 3:21-23) Kitab Ratapan merupakan serangkaian puisi ratapan nabi Yeremia yang menggambarkan kehancuran kota Yerusalem pada tahun 586 SM. Kekejaman dari para tentara Babel yang merampas harta benda rakyat Israel, penyakit yang menimpa dan kelaparan hebat yang melanda orang Israel pada waktu itu sampai-sampai mereka tega memasak anak-anaknya sendiri untuk dimakan. Ketiadaan bantuan dari pemimpin bangsa, digambarkan begitu memedihkan. Ratapan-ratapan ini membenarkan kata-kata nubuatan bahwa Yerusalem runtuh karena dosanya, Karena mereka berpaling dari Allahnya. Tetapi dengan keyakinan Yeremia menyerukan sebuah keyakinan bahwa kasih Allah tidak kunjung habis atas bangsa Israel di tengah ketidask-berdayaan mereka menghadapi tentara Babel. 1. Bahwasanya kasih setia Tuhan bukan basa-basi.