Fenomena Merokok Pada Mahasiswa Kristen

Apa itu rokok?
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang 70 – 120 mm dengan diameter 10 mm yang berisi daun-daun tembakau. Ujung yang satu dibakar membara dan asapnya dihirup lewat mulut, pada ujung lainnya.
Zat-zat berbahayaaa?
Yap. Mungkin kita sering dengar merokok itu berbahaya untuk kesehatan, ya. Tapi, sebenarnya apa yang membuat rokok sebegitu membahayakannya?
Tar
Tar dalam tubuh kita akan menjadi pemicu terjadinya iritasi paru-paru. Tar juga bersifat karsinogenik, dapat menyebabkan kanker.
Nikotin
Kandungan inilah yang menimbulkan efek adiktif atau kecanduan, karena dapat menenangkan saraf. Tapi, ketika seseorang mengkonsumsi nikotin dan merasakan efek tenang, ia akan menjadikannya sebagai solusi kilat untuk dapat menenangkan pikiran jika sedang dalam masalah atau dalam kondisi stres, atau sedang tidak ada kegiatan lain. Karena sudah terbiasa dengan efek nikotin, jika dihentikan akan memberi efek lelah luar biasa. Hal inilah yang menyebabkan orang ingin terus-menerus merokok, alias ketagihan.
Karbon monoksida (CO)
Nah, ini adalah gas berbahaya yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam tubuh. Di dalam tubuh, oksigen akan diikat oleh karbon monoksida. Hal inilah yang kemudian memicu terjadinya penyakit jantung. Tanya kenapa? Karena ketika kurang oksigen, jantung juga harus kerja lebih keras lagi untuk menyampaikan oksigen ke seluruh tubuh, walau tetap saja tidak akan tercukupi.
Bahan kimia berbahaya
Yang dimaksudkan disini berupa gas dan zat berbahaya yang jumlahnya mencapai ribuan. Karena merupakan karsinogenik juga, maka di tubuh manusia, bahan kimia berbahaya ini meningkatkan risiko penyakit kanker. Dan untuk sekedar diketahui saja, pada kenyataannya, zat-zat kimia tersebut lebih berbahaya pada perokok pasif daripada perokok aktif karena menghirup asap rokok yang ternyata:
  • 2 kali lebih banyak nikotin
  • 5 kali lebih banyak karbon monoksida
  • 3 kali lebih banyak tar
  • 50 kali lebih zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan
(Kami sempat tanya-tanya sama anak Farmasi juga sih, hehe..)

Dampak merokok?
Seperti kata slogan-slogan di bungkus rokok,
“MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN”
Dan lagi, kata salah satu mahasiswa Kedokteran nih, ada banyak penyakit yang sangat potensial untuk dialami oleh perokok. Mau tau beberapa diantaranya? Kanker pundi kencing, kanker perut, kanker usus dan rahim, kanker mulut, kanker esofagus, kanker tekak, kanker pankrias, kanker payudara, kanker paru-paru, penyakit saluran pernafasan kronik, strok, osteoporosis, penyakit jantung, kemandulan, putus haid awal, melahirkan bayi yang cacat, keguguran bayi, bronkitis, batuk, penyakit ulser peptik, emfisima, otot lemah, penyakit gusi, kerusakan mata,  dan lain-lain.
Kami juga bertanya pada beberapa orang calon dokter gigi, mengenai apa saja dampak merokok pada gigi, dan katanya,; “yang paling sering dan sangat potensial itu sih caries dan kanker mulut. Caries bisa buat gigi berlubang karena di lapisannya ada zat berbahaya dan bakteri jahat yang terkandung dan menempel di gigi”, jawabnya. “Apalagi, tar kan bisa membuat gigi jadi berwarna kuning”, timpalnya.

Lalu, kenapa bisa kecanduan sih?
Melalui wawancara kepada salah seorang perokok, ia menjawab, “waktu santai lebih banyak, jadi diisi dengan merokok. Lebih percaya diri aja kalo ngerokok, lebih fokus, dan lebih tenang”. Ketika ditanya kembali pernah mencoba untuk berhenti atau tidak, ia menjawab “pernah nyoba berhenti, tapi susaaah banget. Justru makin boros. Karena jadi makan terus”.
Seperti sudah dikatakan di atas, penyebabnya adalah nikotin. Sekali dinikmati, akan sangat sangat sulit untuk melepaskannya. Bisa dibilang, ini juga adalah dampak psikisnya.

Kalau begitu, bagaimana solusinya?
Solusi itu ada pada diri si perokok sendiri. Rico DP Siahaan (Fisika ’09) tadinya adalah seorang perokok, dan ia ingin berbagi juga nih sama teman-teman. Waktu itu, ia memutuskan untuk akan berhenti merokok saat memasuki tahun perkuliahan kedua. Alasannya adalah papa yang minta dengan sungguh-sungguh. Ketika ditanyai, bagaimana prosesnya bisa jadi tidak merokok lagi, Rico bilang, “sebisa mungkin, jauhi teman yang merokok, karena bagaimanapun kalau kawan merokok, pasti kita juga mau nggak mau ikut, soalnya nggak enak”.
Ada beberapa saran dari Rico untuk pembaca sekalian. Katanya, “untuk yang perokok, sayangilah calon anakmu, ingat istri masa depanmu.” Lanjutnya, “ada dua kemungkinan saat orang pertama kali mengisap rokok; ia akan kapok karena rasanya ga enak, batuk-batuk, lidah berasa pahit, atau kalau ternyata dinikmati, pasti keterusan.”
Begitu juga dengan Aryadi (UNRI ’08), ia berhenti total dari merokok karena sharing-sharing dengan seorang sahabatnya. Tuhan melembutkan hatinya, dan mengubahkan kebiasaan buruk itu. Jadi, pada kenyataannya, mereka yang perokok sangat membutuhkan partner untuk membawa mereka keluar dari kebiasaan buruk tersebut (seperti yang diajarkan di Keperawatan, hehe…). Partner yang seperti apa? Partner yang tidak hanya mengingatkan dan mengawasi, tapi yang juga mendoakannya, karena sebesar apapun usaha yang dilakukan, kalau tidak dengan penyerahan diri pada Tuhan, pasti sia-sia.
Begitu banyak kesaksian-kesaksian dari para mahasiswa Kristen yang berhasil melalui tahap sulit untuk melepaskan diri dari yang namanya rokok ini. Tapi, tidak sedikit pula teman-teman kita yang justru terpuruk dan menjadi semakin erat ikatannya dengan si rokok. Apa yang harus kita lakukan? Mulailah untuk mendoakan mereka, bahkan satu per satu. Hal kecil mungkin kelihatannya, tapi kalau Tuhan mau, itu akan menjadi hal yang sangat besar yang Tuhan taruhkan untuk mengubahkan seseorang.
Adakah sahabatmu perokok? Kekasihmu? Orangtuamu? Atau siapa-siapamu? Tetaplah mengasihinya, tetaplah mengasihi mereka, tegurlah dengan kasih, dan tetap doakan mereka.
Untuk para perokok yang terhormat, khususnya mahasiswa/i pengikut Kristus, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Kalau kamu mengasihi dirimu, pasti kamu akan berusaha untuk menjaga kesehatan tubuhmu, dari situ kamu akan belajar juga tentang mengasihi orang lain. Kalau belum mengasihi diri sendiri, bagaimana mau mengasihi orang lain? Pantaskah?
Ada saran juga nih dari seorang mahasiswa FTG (Bang Barlett), katanya, “perbanyaklah aktivitas positif yang bermanfaat (sebagai pelarian dari rokok).” “Terus…”, lanjutnya, “kalau mau berhenti, ya katakan dalam dirimu mau berhenti, dan katakan juga pada Tuhan, minta bantuan, serta berserah diri seutuhnya.”


Salam, P2K UNPAD Bidang Medis (PMK FK UNPAD, PMK FKG UNPAD, PMK Psikologi UNPAD dan PMK FKEP UNPAD).

sumber: www.pmkunpad.org

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Pertanggungjawaban Acara Gathering Pengurus PMK FH Unpad Periode 2013/2014

Tetap Setia Meski Melewati Ujian

Ringkasan Khotbah November 2020