Pemanasan Global (Global Warming) dari Sudut Pandang Mahasiswa Kristen
Definisi global warming?
Kita pasti mengetahui bahwa segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Penyebab global warming
Pada prinsipnya gas utama yang menyebabkan efek rumah kaca adalah karbon dioksida. Gas metan dan nitrogen monoksida yang dikeluarkan dalam jumlah lebih sedikit juga tak kalah penting dalam menyusun efek rumah kaca, karena kemampuan gas tersebut untuk menyerap radiasi lebih tinggi dan bertahan lebih lama di atmosfer daripada karbon dioksida, yang berpotensi untuk mengakibatkan global warming 23 kali lipat lebih kuat daripada karbon dioksida. Produksi ternak juga dapat menghasilkan lebih dari 7 miliar ton karbon dioksida pertahun (gas GWP setara dengan jumlah karbon dioksida).
Dampak Globlal Warming
Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Kenaikan permukaan laut yang membawa dampak luas bagi manusia; terutama bagi penduduk yang tinggal di dataran rendah, di daerah pantai yang padat penduduk di banyak negara dan di delta-delta sungai. Perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan arah angin dengan ekstrem. Apabila perubahan arah angin itu disertai kenaikan permukaan paras air laut, akan terjadi gelombang pasang. Pada prinsipnya perubahan iklim akan menyebabkan biota laut yang sensitif terancam punah, sedangkan biota yang adaptif akan mempertahankan hidupnya dengan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Menurunnya sumber air, kemarau panjang, efek global warming
Saat pemanasan global ini terjadi, tanaman akan bereaksi menyerap CO2 kerena banyaknya karbondioksida di udara merupakan materi mentah bagi tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis dan akan menjadi seimbang dengan gas yang dilepaskan saat materi dari tumbuhan yang mati mulai membusuk. Tanaman pertanian sangat bergantung pada kemampuan manusia dalam mengolah tanah dan mengantisipasi perubahan iklim dan musim, sehingga tanaman dapat bermigrasi cepat seperti yang dinginkan.
“Pengaruh pemanasan global di Indonesia sudah sangat kita rasakan saat ini. Kita sudah tidak bisa meramalkan kapan musim hujan atau musim kemarau tiba. Semuanya bisa berubah begitu cepat dan tidak pasti lagi, akibatnya para petani di Indonesia sudah sangat sulit mengetahui kapan masa tanamnya. Yang menjadi masalah lagi jika persediaan air semakin menipis dan tidak bisa mengaliri irigasi karena iklim berubah menjadi lebih panas, tanah semakin mengering, dan air semakin cepat menguap, sudah pasti kita akan mengalami krisis pangan yang begitu genting dan kelaparan akan semakin meluas”.
Tindakan kita untuk nengurangi global warming
Penanaman pohon: Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca. Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer.
Pemanfaatan limbah ternak : Siapa sangka kotoran ternak bisa jadi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Lewat proses fermentasi, limbah yang baunya amat merangsang itu dapat diubah menjadi biogas. Energi biogas punya kelebihan dibanding energi nuklir atau batu bara, yakni tidak berisiko tinggi bagi lingkungan. Selain itu, biogas tidak memiliki polusi yang tinggi. Alhasil, sanitasi lingkungan pun makin terjaga. Dengan teknologi biogas, kandungan zat-zat alami yang terdapat pada kotoran ternak dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan energi yang kian meningkat. Sebut saja mulai dari memasak, lampu penerangan, transportasi hingga keperluan lain yang perlu energi. Biogas biasanya dikenal sebagai gas rawa atau lumpur. Gas campuran ini didapat dari proses perombakan kotoran ternak menjadi bahan organik oleh mikroba dalam kondisi tanpa oksigen (anaerob).
Pertanyaan tentang bagaimana seharusnya seorang Kristen berkepentingan dengan lingkungan telah populer pada tahun-tahun terakhir ini. Agar kita mengerti tanggung jawab kita terhadap lingkungan, kita perlu memahami hubungan mula-mula antara manusia dengan alam. (Kejadian 1:26-28) menyatakan bahwa Allah menjadikan manusia (laki-laki dan perempuan) menurut gambar dan rupa Allah dan memberi mereka kuasa atas seluruh bumi, termasuk semua binatang yang telah diciptakan Allah. Allah juga meminta keturunan manusia untuk memelihara seluruh bumi (Kejadian 1:28). Bahkan setelah kutukan atas manusia, Allah tidak pernah melepaskan mereka dari tanggung jawab ini. Kita harus memelihara dunia yang Tuhan berikan kepada kita.
Sikap kita sebagai mahasiswa Kristen
Sebagai seorang mahasiswa, kita tentunya sudah tahu bahwa perubahan iklim merupakan isu yang paling hangat saat ini, karena mengancam masa depan dari kehidupan di planet ini termasuk manusia, sebagai mahasiswa Kristen kita tidak boleh pura-pura tidak tahu atau cuek saja, melainkan seharusnya kita menjadi terang ditengah-tengah masalah ini, mungkin dapat secara aktif ikut ambil bagian dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim dan pemanasan global dengan mensosialisasikan pembuatan biogas atau penanaman pohon. Satu alasan kenapa kita diperintahkan untuk peduli terhadap bumi ialah sebagai gambaran dari tanggung jawab dan pelayanan (stewardship). Allah menempatkan manusia di bumi sebagai mahkota dari ciptaan-Nya. Kita harus menunjukkan kepedulian, perasaan iba dan tanggung jawab atas ciptaan Allah. Dengan cara ini, kita dapat lebih menghargai hubungan khusus Allah dengan manusia, makhluk yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Sebagai orang percaya, kita akan menunjukkan pelayanan yang baik dengan menerima tanggungjawab yang telah diberikan sejak semula. Pengamatan lebih lanjut harus dibuat tentang kepedulian kita atas ciptaan. Manusia harus belajar bahwa tanggungjawabnya terhadap bumi tidak sepenting kepedulian terhadap sesama manusia. Pelajaran ini digambarkan dalam Yunus 4:9-11. Disini, Allah mengingatkan Yunus bahwa dia tidak punya hak untuk lebih memperhatikan tanaman dan pohon dan ternak dari pada 120.000 manusia yang hidup di Niniwe.
Sekarang, lebih dari yang lalu-lalu, manusia perlu mendapatkan perspektif Allah tentang hal-hal yang paling penting kita perhatikan. Lingkungan itu penting, meskipun Allah lebih peduli dengan jiwa-jiwa manusia.
Salam, P2K UNPAD Bidang Agrikultur (PMK FAPET UNPAD, KMPK FAPERTA UNPAD dan KMPK FTIP-FPIK UNPAD).
sumber: www.pmkunpad.org
Komentar
Posting Komentar