Kasih Setia-Nya Bukan Basa-Basi dan Tak Pernah Basi


“Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Ratapan 3:21-23)
Kitab Ratapan merupakan serangkaian puisi ratapan nabi Yeremia yang menggambarkan kehancuran kota Yerusalem pada tahun 586 SM. Kekejaman dari para tentara Babel yang merampas harta benda rakyat Israel, penyakit yang menimpa dan kelaparan hebat yang melanda orang Israel pada waktu itu sampai-sampai mereka tega memasak anak-anaknya sendiri untuk dimakan.
Ketiadaan bantuan dari pemimpin bangsa, digambarkan begitu memedihkan. Ratapan-ratapan ini membenarkan kata-kata nubuatan bahwa Yerusalem runtuh karena dosanya, Karena mereka berpaling dari Allahnya. Tetapi dengan keyakinan Yeremia menyerukan sebuah keyakinan bahwa kasih Allah tidak kunjung habis atas bangsa Israel di tengah ketidask-berdayaan mereka menghadapi tentara Babel.
1. Bahwasanya kasih setia Tuhan bukan basa-basi. Sama seperti penghukuman terhadap orang Israel yang begitu nyata mereka rasakan, di satu sisi ada kebenaran yang tidak mereka lupakan bahwa kasih setia Tuhan tidak berkesudahan.
Mengucap syukurlah atas pertolongan dan kasih setia Tuhan serta berkat-berkat-Nya yang selalu baru setiap pagi
Perjanjian Lama memang berfokus pada perjalanan bangsa pilihan Allah ini, bangsa yang begitu dikasihi Allah tapi juga banyak kali menyakiti Allah, mereka tinggalkan Allah yang mengasihi mereka, yang membawa mereka keluar dari Tanah Mesir dan menyembah Allah-Allah lain yang tidak berbuat apa-apa dalam hidup mereka, mereka menolak Allah memerintah atas bangsa mereka dan meminta seorang raja seprti bangsa-bangsa lain (1 Samuel 8) sampai Samuel menjadi kesal mendengarnya.
Tapi pada kitab 1 Samuel 8:7, Allah berkata kepada Samuel “Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka”, luar biasa jahat bangsa ini tetapi Allah yang panjang sabar itu selalu saja berbelas kasihan kepada mereka.
Sesungguhnya kasih setia Tuhan bukan basa-basi, bukan isapan jempol.
Orang Israel tahu itu karena kebesaran Tuhan diceritakan turun temurun dari generasi ke generasi, banyak janji-janji-Nya sudah digenapi terhadap bangsa itu. Betapa nyata tangan Tuhan menuntun mereka. Kasih setia Tuhan bukan basa-basi.
2. Kasih setia Tuhan tidak pernah basi. Tahukah anda bahwa kasih setia Tuhan cukup dinikmati 1 hari? Ya, benar demikian! Kasih setia-Nya bias dinikmati sehari dan langsung kadaluarsa, tidak berlaku lagi! Apa artinya? Artinya bahwa Tuhan tidak pernah memberi berkat sisa kemarin, berkat yang sudah basi. Kasih setia Tuhan tidak pernah basi karena berganti setiap pagi, fresh from heaven everday, bukan baru tiap minggu, baru tiap bulan apalagi tiap hari. Benar-benar tiap pagi.
Tuhan tidak pernah berikan kemarin. Tuhan tidak pernah memberi seseorang berkat sisa. Kenapa kasih setia Tuhan diperbaharui setiap pagi? Karena perjalanan kita hari ini tidak sama dengan kemarin. Pergumulan kita hari beda dengan kemarin, dan Tuhan menunjukkan kasih setia-Nya sesuai dengan pergumulan yang kita hadapi hari ini.
Tuhan tidak pernah memakai cara yang sama menolong kita setiap hari, karena gelutan hidup kita hari ini beda dengan kemarin. Matius 6:34 berkata “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”. Kesusahan hari ini jangan dibawa esoknya, cukup hari ini karena kasih setia Tuhan juga cukup untuk hari ini. Esok, ada lagi cara Tuhan yang baru untuk menolong kita menghadapi kesusahan yang baru. Percayalah!
Doa
Terima kasih Tuhan Yesus atas kasih setia-Mu, pertolongan dan berkat-Mu yang selalu baru tiap pagi. Biarlah hatiku selalu mengucap syukur dan menyenangkan hati-Mu ya Tuhan. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Pertanggungjawaban Acara Gathering Pengurus PMK FH Unpad Periode 2013/2014

Tetap Setia Meski Melewati Ujian

Ringkasan Khotbah November 2020