Resume Persekutuan Rabu bulan November-Desember 2013

PR Firman Rabu. 6 November 2013
Pembicara : Merlyn Titahena
WL : Shera Simatupang
Gitaris : Aldo Pandia
Cajon : Hizkia Trifirmanto

BERTAHAN DALAM KEBENARAN
Kebenaran yang seperti apa? Kita dibenarkan oleh darah Yesus ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi kita dan lahir baru.
Dua macam dasar (Matius 7:24-27)
Kristus adalah dasar di kehidupan kita.  Layaknya rumah  yang menggambarkan kehidupan kita setelah bertobat, memiliki tembok-tembok dan atap yang menggambarkan dengan apakah kehidupan itu mau kita isi? Perkataan Tuhan atau perkataan duniawi?
Untuk dapat Bertahan dalam Kebenaran
Rumahmu harus dibangun berdasarkan Kristus
Dengarkan Firman Tuhan (Matius 7:24) à mendengarkan firman-Nya dapat melalui kebaktian, saat teduh, dan pengajaran firman (pemuridan). Pemuridan itu penting untuk mempelajari firman Tuhan (kebenaran) secara berkelanjutan.  Firman Tuhan adalah kebenaran. Mazmur 119:9 “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.”
Melakukan firman Tuhan
Saat kita sudah mengetahui kebenaran dalam firman Tuhan, kita tidak hanya sekedar tahu tapi juga melakukannya (menjadi pelaku firman bukan hanya pendengar firman saja). Saat kita melakukan firman Tuhan, kita akan mengalami sukacita.

PR Inovasi (PA Induktif) Rabu, 13 November 2013
WL : Olivia Anastasia
Gitaris : Alexander Hardiles
Cajonist : David Nainggolan
Abang – Kakak Pembimbing Kelompok : Harry Josia, Ririn Olivia, Ully Natalya, Tatiana Romanova, Pratiwi Patriana, Nitha Tarigan

Penyelidikan Alkitab (PA) Induktif
Metode PA Induktif atau di sebut juga metode OIA adalah metode penggalian alkitab dengan menjadikan data-data yang disajikan oleh alkitab sebagai dasar untuk menyimpulkan pesan (ajaran) alkitab. Dalam hal ini, yang menjadi tugas penafsir adalah menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam teks supaya tahu bagaimana menerapkannya dalam konteks kehidupan kita sekarang. Metode ini menggunakan tiga langkah pokok, yaitu :
1. Observasi (O)
    - Dilakukan untuk menemukan apa saja yang dikatakan menurut teks alkitab (what the bible says?)
    - Proses meneliti dengan saksama bagian-bagian yang menyusun keseluruhan perikop.
    - Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat pada tiap bagian perikop dengan menggunakan    pertanyaan dasar  : siapa, dimana, kapan, apa, mengapa dan bagaimana (5W+1H)
    - Lakukan pengamatan (observasi) ini dengan teliti.
    - Semakin banyak waktu yang kita pakai untuk mengamati perikop, membacanya berkali-kali, maka PA  kita akan makin kaya dengan hasil yang baik dan berguna.

2. Interpretasi (I)
    - Dilakukan untuk mengerti maksud alkitab bagi pembaca mula-mula  (what the bible means to the  original readers?). Hal ini berarti penafsir mencari prinsip-prinsip kebenaran yang bisa diperoleh.
     - Proses penyatuan setiap bagian yang telah kita observasi dalam suatu kesimpulan dari fakta-fakta.
    - Interpretasi yang baik adalah mendapatkan semua data selengkap dan serinci mungkin dan kemudian  menyusun serta menyimpulkannya dengan tepat.

3.Aplikasi(A) 
    - Dilakukan untuk mengerti maksud alkitab bagi penafsir dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari    (what the bible means to me?)
    - Mencari relevansi antara pesan yang di dapat dalam interpretasi dengan kehidupan kita saat ini serta   penerapan konkritnya.

Manusia baru à PERUBAHAN
Ibadah yang sejati adalah kehidupan kita, kehidupan yang sesuai dengan Firman Tuhan. Karena Firman Tuhan itu untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:16)
Latar belakang penulisan kitab Efesus
Kitab Efesus ditulis oleh Paulus pada zaman Kerajaan Roma dibawah pemerintahan kaisar Nero. Kaisar Nero adalah kaisar yang kejam yang sangat menentang kekristenan, orang-orang Kristen ditawan untuk dihukum mati dengan cara dipenggal bahkan dijadikan obor hidup-hidup. Paulus sedang dipenjara, ia menulis surat kepada anak didiknya yaitu Timotius (Timotius 2:4) supaya memberitakan firman baik tidak baik waktunya, dan ia menulis surat kepada Timotius supaya memepringatkan jemaat di Efesus.
MANUSIA BARU
17 Jangan hidup lagi (kata lagi disini menunjukkan bahwa jemaat di Efesus sudah percaya tetapi kembali lagi kepada keberdosaan)
17-24 Kita sudah diselamatkan, telah belajar mengenai Kristus, jangan kembali lagi kepada dosa. Di saat kita percaya bahwa kita telah diselamatkan dari dosa-dosa pleh kematian Yesus Kristus di kayu salib, seharusnya kita tidak lagi melakukan dosa lagi, bukan karna Tuhan Yesus telah mati maka kita dapat melakukan dosa karena Ia telah menebus dosa-dosa kita.
25 Peringatan Paulus.
26 Marah tidak berdosa, tetapi kita marah untu apa (motivasi). Tuhan Yesus pun pernah marah di Bait Allah, tetapi Ia dapat mengendalikan diriNya. Karena iu di saat kita marah, kita juga harus bisa mengendalikan diri karena pengendalian diri/penguasaan diri merupakan buah roh. (Galatia 5:22) Mengenai waktu yang dituliskan itu agar kita segera menyelesaikan amarah kita, jangan berikan kesempatan pada iblis untuk mengintimidasi.
28. Janganlah jatuh kepada dosa yang sama  yang telah kamu ketahui bahwa itu adalah dosa
29 Perkataan à contoh di dalam Matius 7:6. Perkataan yang baik bagaikan mutiara, tetapi kata-kata yg memuji untuk membangun pun harus diletakkan di tempat yang tepat. Contoh: di saat kita terlalu memuji-muji orang bisa jadi orang yang terus-menerus dipuji dengan berlebihan menjadi orang yang tinggi hati
30 Roh Kudus juga bisa sedih atas kelakuan kita
32 Menyinggung Doa Bapa Kami tentang mengampuni


HIDUP SEBAGAI ANAK-ANAK TERANG
1-2 Ciri anak-anak: polos dan penurut à terhadap Firman Allah. Yesus telah mengasihi kita dan telah menyerahkan diriNya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum di hadapan Allah. Pada zamna perjanjian lama, jika melakukan dosa maka harus mempersembahkan korban yaitu hewan-hewan tertentu. Sedangkan di perjanjian baru, manusia yang berdosa telah ditebus dosanya oleh Yesus Kristus sendiri.
3 Disebut sajapun jangan à jangan buka celah bagi iblis. Karena disaat kita menyebutkannya maka akan teringat dan kita pikirkan.
4 Perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono à tidak pantas. Tidak ada maknanya. Contoh: bergosip, mengatakan kata-kata yg kosong “anjir”
5 Orang-orang yang masih hidup dalam keberdosaan . Menyembah berhala bukan menyembah kepada patung-patung atau dewa-dewa baal saja, melainkan saat dipikiran di kehidupan kita ada yang lain yang mensejajarkan, bahkan menggantikan Tuhan. Contoh: game lebih sering kita pikirkan dan selalu ada dipikiran kita, menyimpan “benda-benda pembawa keberuntungan” (jimat).  Apakah roh kudus didalammu? Adakah keselamatan bagimu?
6 Disesatkan rang dengan kata-kata yang hampa à suka mendengarkan yang mengenakkan telinga saja, padahal itu tidak baik. Contoh: mendengarkan orang yang suka bergosip
7 Janganlah kamu berkawan dengan mereka à pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik
8 Kita sudah diselamatkan maka hiduplah sebagai orang yang telah diselamatkan
9-10 menguji à kembali lagi ke Alkitab, Firman Tuhan
11 Tidak ada toleransi terhadap kejahatan yang tidak menjadi kehendak Tuhan (di dalam Tuhan tidak ada lagi grey zone)
12 -14 Ketika Tuhan yang sebagai terang sudah datang, semuanya nampak dan tidak ada lagi yang disembunyikan
15 Hiduplah sebagai orang bijak penuh dengan hukmat dari Tuhan à kebijaksanaan berasl dari kerendahan hati yang berasal dari Tuhan. “...hikmat ada pada orang yang rendah hati.” (Amsal 11:2)
16 Pergunakanlah waktu yang ada. Hidup sebagai anak-anak Tuhan itu seharusnya tidak sia-sia. Manfaatkan waktu sebaik-baiknya kita yang sebagai mahasiswa tugas utama kita adalah belajar, seharusnya ketika kita sebagai anak-anak Tuhan harus semakin tekun dan giat belajar, prestasi akademik makin baik , tidak ada lagi kemalasan karena Roh Kudus-lah yang memenuhi kita . Manfaatkan waktu untuk bekerja, mempelajari Firman Tuhan, Penginjilan.

Tiga perintah Allah:
·         Kasihilah Tuhan, Allahmu , dengan segenap hatimu  dan dengan segenap jiwamu dan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu (Markus 12:30)
·         Karena itu pergilah, dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku... (Matius 28:18-20)
·         Beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu... (Kejadian 1:28) Beranak cucu bukan hanya memiliki keturunan  (anak-anak jasmani)tetapi juga memiliki anak-anak rohani

Kita sebagai orang yang sudah ditebus maka kita hidup untuk Tuhan

17 Usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan à baca Firman Tuhan
18 Orang mabuk à kehilangan pengendalian diri. Penuh dengan Roh à Roh Kudus ada di dalam kita
19-20 Memuji Tuhan, mengucapsyukurlah  atas segala sesuatu dalam nama Tuhan
21 Rendahkan diri di dalam takut akan Kristus supaya Kristuslah yang dimuliakan


PD Gabungan FE-FH  Senin, 18 November 2013
WL : Debora (FE) & Jacinda (FH)
Gitaris : Parson, Frans (FE), Bico (FH)
Pembicara : Pak Agus (Dosen agama dari FE)

Ibrani 10:22-25
Mengajak agar kita (PMK FE dan FH) untuk saling memperhatikan yaitu saling mendorong dalam kasih dan pekerjaan baik. Didasarkan pada hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh kepada Allah yang dengan terus diperbaharui melalui firman Tuhan.

PR PMK Internal Cup Celebration Rabu, 27 November 2013
Tujuan diadakannya selebrasi ini sebagai bentuk apresiasi bagi para juara PMK Internal Cup dan juga sebagai sarana menjalin keakraban antaranggota PMK melalui ibadah dan penampilan bakat. Bentuk acaranya yaitu sahring, makan bersama, dan penyerahan piala kepada para pemenang pertandingan futsal yang telah diadakan sebelumnya.

PR Firman Rabu, 4 Desember 2013
Pembicara : Wilson Mario Pramudita
WL : Debora Lucyana
Gitaris : Annes Siadari
Cajonist : Decrown Sinaga

UPAH UNTUK YANG BERTAHAN (Roma 8:18)
“Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.”
Tapi penderitaan seperti apakah yang dimaksud? Tilik lagi apakah kita sebagai orang Kristen benar-benar membangun iman kita dengan dasra yang kuat, apakah kita merasa begitu menderita padahal itu disebabkan oleh kita sendiri, oleh karena kita masih hidup dalam keberdosaan.

  Dua Macam Dasar (Matius 7:24-27)
Dalam perikop ini dikisahkan tentang orang yang mendirikan rumahnya yang diberi perumpaan bangunan yang didirikan dengan 2 macam dasar (ayt.24). Persamaan kedua rumah ini sama-sama dilanda hujan, banjir, dan angin (ayt.25). Tetapi orang yang mendirikan rumahnya dengan batu sebagai dasarnya yaitu Tuhan yang adalah batu karang yang teguh, ketika diterpa berbagai persoalan hidup yang diumpakan sebagai hujan, banjir, angin tidak akan rubuh imannya. Tetapi orang yang tidak membangun rumah yang adalah kehidupannya berdasarkan firman Tuhan dan bahkan hanya menjadi pendengar firman tetapi tidak melakukanya seumpama orang yang mendirikan rumahnya diatas pasir, ketika diterpa persoalan hidup rubuhlah dengan kerusakan yang hebat.
Pada perikop tentang dua macam dasar di Injil Lukas 6:46-49, dituliskan dengan tegas “Mengapa kamu berseru kepada –Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?” (ayt.6) Orang yang tidak melakukan firman Tuhan sama seperti orang yang bodoh. Tetapi orang yang mendengar firman-Nya dan melakukannya dapat disamakan seperti seorang yang mendirikan rumahnya, ia menggali dalam-dalam (perbedaan dgn perikop yg sama pada injil Matius) dan meletakkan dasarnya diatas batu (ayt.48). Menggali dalam-dalam, berarti dengan sungguh hati berjerih lelah menggali firman Tuhan, mencari kebenaran-Nya. Pada umumnya jika seseorang melihat suatu bangunan, ia akan melihat pada tubuh bangunan itu, tidak memperhatikan bagaimanakah pondasi bangunan itu dibuat sehingga berdiri bangunan yang begitu indah dan megah. Padahal yang terutama pada suatu bangunan adalah dasarnya, dasar bangunan yang dapat membuat bangunan berdiri kokoh diatasnya.
Saat kita mengalami penderitaan yang disebabkan oleh diri kita sendiri, yang tidak tahan terhadap persoalan hidup karena kita tidak menjadikan-Nya sebagai dasar hidup kita, kita menangis berseru merasa begitu menderita. Lalu kita menyadari akan dosa-dosa yang telah kita perbuat dan membuat kita jatuh. Namun bukan tangisan penyesalan yang Tuhan inginkan dari kita. Tetapi saat kita jatuh, menyesal, maka bangkit dan bertobatlah. Tuhan tidak membutuhkan tangisan penyesalan, namun hanya tindakan nyata yaitu pertobatan. Bahwa seperti pada Matius 7:21 yaitu bukan setiap orang yang berseru Tuhan Tuhan akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan mereka yang melakukan kehendak Bapa-Nya yang di sorga.

Sebagai seorang Kristen, apakah kita sudah benar-benar bertobat? Sudahkah kita mendirikan kehidupan kita diatas dasar yang kokoh yaitu Tuhan sendiri, dengan menggali dalam-dalam kebenaran di dalam firman Tuhan? Bangunlah kehidupan kita berdasarkan firman Tuhan, cari tau kebenaran-Nya tiap-tiap hari, belajar untuk taat membangun persekutan pribadi dengan Tuhan.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Pertanggungjawaban Acara Gathering Pengurus PMK FH Unpad Periode 2013/2014

Tetap Setia Meski Melewati Ujian

Ringkasan Khotbah November 2020