Resume PR bulan September 2014

RESUME PERSEKUTUAN RABU
TEMA: PERSEKUTUAN


Persekutuan Rabu (PR) yang menjadi salah satu wadah bagi mahasiswa/i Kristen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (FH Unpad) untuk bertumbuh bersama di dalam Tuhan pada bulan September 2014 ini mengangkat sebuah tema besar yakni mengenai ”PERSEKUTUAN”. Kata persekutuan memang bukan hal yang jarang lagi di dengar oleh banyak orang namun ternyata banyak di antara kita yang tidak memahami apa makna sebenarnya dari persekutuan, dan untuk itulah pada hari rabu tanggal 3 September, Marissa (2012) menjelaskan dan memaparkan makna sebenarnya dari persekutuan itu.

Persekutuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mencakup persatuan, perhimpunan, ikatan orang-orang yang sama kepentingannya, dalam hal ini dijelaskan bahwa di dalam persekutuan itu tentunya ada suatu ikatan di antara individu yang satu dengan individu yang lain dimana ikatan itu timbul dari kebersamaan dan kesatuan dari masing-masing anggota persekutuan tersebut. Setelah membahas persekutuan dari pandangan umum, tibalah saatnya untuk kita mengerti bersama bagaimana Firman Tuhan menjelaskan makna dari persekutuan ini?

Ibrani 10:24-25 “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat”. Dari nats ini kita dapat melihat bagaimana kata “saling” sering diulang dimana kata “saling” inilah yang sebenarnya menjadi suatu ciri dari sebuah persekutuan. Adanya hubungan saling diantara satu dengan yang lain menandakan terjalinnya sebuah hubungan yang erat di antara masing-masing anggota. Saling memperhatikan, saling mendorong dalam kasih dan saling menasihati adalah persekutuan yang disukai oleh Tuhan dan karena itu hendaknya Diana pun kita bersekutu biarlah hubungan “saling” seperti yang diinginkan oleh Tuhan akan tetap ada bagi kita semua.

Setelah memaparkan makna dari persekutuan, pertanyaan yang kemudian muncul adalah mengapa kita harus bersekutu? Persekutuan menjadi wadah untuk kita menyatakan kasih, perhatian, saling mendukung dalam doa dan tempat kita menyatakan atau mengeskpresikan iman kita bahwa kita mempunyai hubungan yang baik dengan Allah. Setiap anggota dalam persekutuan akan mendapatkan kehangatan melalui penerimaan dan kesempatan untuk sharing, melayani dan bertumbuh bersama secara rohani dan mental.

Memasuki minggu kedua di bulan September tepatnya pada tanggal 10 September 2014, kita diberikan penjelasan mengenai apakah persekutuan itu sama dengan pergaulan. Pembicara yang dipercaya oleh Tuhan untuk memberikan penjelasan mengenai hal ini adalah Ayu Wulandari Aritonang (2011). Hal pertama adalah penjelasan terlebih dahulu mengenai perbedaaan mendasar dari persekutuan dan pergaulan. Perbedaan yang paling mendasarinya adalah didalam persekutuan kita menemukan adanya suatu ikatan yang akrab dan bersahabat akan tetapi dalam pergaulan yang namanya ikatan yang erat itu tidak ada. Persekutuan sudah tentu adalah pergaulan namun pergaulan bukanlah persekutuan karena persekutuan itu jauh lebih erat ikatan dan hubungan “saling”nya dibandingkan dengan yang namanya pergaulan.

Kisah para rasul 2 : 41-47 menjelaskan standar dari persekutuan itu sendiri dimana adanya ketekunan dan kesatuan hati dalam masing-masing anggota untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan. Persekutuan dengan saudara seiman artinya adalah kita dalam satu frekuensi mengimani Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita dan hal ini adalah tahap awal dalam sebuah persekutuan. Ketika kita sudah merasa bahwa kita sudah mengikuti persekutuan dengan baik tentu kita akan merasa bahwa kita dibangun dan di proses luar biasa oleh Tuhan namun jika kita merasa kita tidak dibangun yang perlu kita lakukan adalah cek diri kita sendiri, bagaimana kita memberikan respon terhadap persekutuan yang kita ikuti karena yang namanya persekutuan itu pasti ada yang namanya saling membangun.

Lalu bagaimana dengan pergaulan? Apakah semua pergaulan itu buruk? Apakah anak Tuhan tidak boleh bergaul dengan yang tidak seiman? Tidak ada yang salah dengan yang namanya pergaulan dan tidak ada juga larangan untuk anak Tuhan bergaul dengan yang tidak seiman asalkan hal itu membawa dampak positif bagi kita. Semua pilihan tergantung pada pribadi kita sendiri. Kita sendirilah yang dapat menentukan arah dari pergaulan kita apakah kita ingin bergaul dengan orang-orang yang salah jalan? Atau kita akan bergaul dengan orang-orang yang takut akan Tuhan? Satu hal yang perlu kita ingat adalah bahwa Tuhan sangat peduli dengan yang namanya pergaulan karena ada tertulis bahwa pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik dan tentulah pergaulan menjadi salah satu pembentuk karakter kita kedepannya.

Sebagai penutup dari penjelasan di minggu kedua ini pembicara menjelaskan seperti apa pergaulan yang disukai Tuhan. Pergaulan yang disukai Tuhan tentunya adalah dengan kita membaca Firman Tuhan karena dengan dasar Firman Tuhan ke mana pun kita bergaul kita tetap memiliki fondasi dan ketika kita bergaul baik dengan Tuhan maka Tuhan akan tetap menyertai kita hanya saja pertanyaan terakhirnya adalah, apakah kita mau bergaul dengan Tuhan.

Rabu, 17 September 2014 adalah persekutuan rabu perjamuan kasih. Pada persekutuan kali ini kita dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dimana di dalam kelompok tersebut kita sharing dan berbagi sambil makan bersama. Dengan adanya sharing dalam kelompok kecil ini diharapkan setiap anggota dapat mengenal satu sama lain jauh lebih dekat lagi sehingga hubungan “saling” yang seyogyanya harus ada dalam sebuah persekutuan dapat tumbuh dan akan semakin berkembang dalam PR PMK FH Unpad ini.

Memasuki minggu akhir di bulan September yang menjadi pembicara adalah kak Suci yang diundang dari luar FH Unpad. Persekutuan dengan Tuhan menjadi topik yang dibahas oleh pembicara dalam PR kali ini. Hal pertama yang menjadi bahan renungan yang disampaikan oleh pembicara adalah kesiapan kita dalam menghadapi akhir zaman. Kita harus menjaga diri agar kita tidak serupa dengan dunia ini. Anak Tuhan yang mirip dengan dunia hanya akan membuat gereja (diri kita) Tuhan akan semakin mengalami powerless. Kita mengetahui bahwa Bapa kita di Surga tidak berkenan ketika kita masuk dalam sebuah pergaulan dunia dan kita menjadi serupa dengan pergaulan tersebut. Sebagai anak Tuhan kita harus mau dibentuk di dalam nama-Nya agar kita tidak menjadi anak gampangan karena sungguh Tuhan tidak menghendakinya. Hendaknya kita selalu memuliakan Tuhan dengan kekudusan kita sendiri karena kemuliaan Allah selalu dikaitkan dengan kekudusan manusia (Mazmur 29:2 ”berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan!). Selain itu kita juga harus terpisah dengan dunia ini karena ketika kita menerima Yesus sebagai Juruselamat kita maka kita adalah warga kerajaan Allah dan sebagai warga kerajaan Allah, dalam kehidupan setiap hari pun kita sebenarnya membawa nama Tuhan Yesus.

Kesimpulan
Sebagai pribadi yang takut akan Tuhan hendaknya kita akan semakin bergiat dalam bersekutu dengan sesama kita maupun dengan Tuhan. Tuhan sangat merindukan kita untuk membangun hubungan yang lebih intim dengan-Nya, buktinya adalah ketika kita berdosa Dia, Tuhan yang hidup, Yesus Kristus mau turun ke dunia dan mengambil rupa manusia hanya agar Dia bisa menjangkau kita manusia yang penuh dengan dosa. Tuhan mengetahui bahwa kita tidak akan bisa mendekat kepadanya hanya karena kemampuan kita sebagai manusia dan untuk itulah Yesus datang dalam rupa manusia menjadi penebus dosa-dosa kita. Jika sudah sedemikian Allah mencintai kita, lalu apakah masih ada alasan untuk kita malas-malasan atau bahkan tidak mau bersekutu dengan Allah?

Matius 6:33 ”tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya,maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”.

GOD BLESS

Silahkan download juga dalam bentuk word melalui dropbox disini ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Pertanggungjawaban Acara Gathering Pengurus PMK FH Unpad Periode 2013/2014

Tetap Setia Meski Melewati Ujian

Ringkasan Khotbah November 2020