RINGKASAN KHOTBAH 16 FEBRUARI 2022 (GIVE YOUR HEART)
Give Your Heart
Efesus 6 : 6-7
Shalom.
Berikut adalah Ringkasan Khotbah Persekutuan Rabu di tanggal 16 Februari 2022
Ibadah
Persekutuan Rabu (PR) dilaksanakan pada 16 Februari 2022. Persekutuan kali ini mengambil tema “Give Your Heart’’ dengan dasar Alkitab diambil dari Efesus 6 : 6-7. Jemaat yang hadir di PR kali ini ada 41 orang terdiri dari pembicara, para pengurus, dan mahasiswa lainnya. Ibadah dibuka dengan doa oleh WL diikuti dengan pujian-pujian, sesi khotbah, dan ditutup dengan doa syafaat yang dibawakan oleh pembicara. Pembicara pada PR ini adalah Ibu Ev. Meilia Susanto. Ibadah dipimpin oleh Davin Sihite dari Angkatan 2021.
Ringkasan Khotbah
Sesi khotbah dimulai dengan membaca kitab Efesus 6 : 5-7. Kemudian, dilanjut dengan cerita tentang seorang pendeta yang mengunjungi seorang muda yang sakit dengan membawa setangkai muda yang sudah layu. Pendeta memberikan semangat kepada pemuda untuk tetap kuat menghadapi penderitaan. Pemuda tersebut menderita kanker. Setelah berbincang, pemuda ini meminta untuk didoakan untuk tetap teguh dan apabila dianugerahkan kesembuhan, ia mau untuk bisa melayani untuk Allah. Sesaat pendeta ingin keluar dari kamar pemuda ini, pemuda bertanya soal alasan mengapa bunga yang dibawa oleh pendeta itu layu. Pendeta menjelaskan bahwa beberapa waktu lalu, pemuda itu pernah diajak untuk melayani komisi remaja di gerejanya, namun karena alasan studi, ia menolak. Lalu saat pemuda ini memasuki dunia kerja, ia pun juga Kembali ditawari untuk melayani di komisi pemuda, namun pemuda ini menolak lagi karena alasan pekerjaan. Pendeta pun heran, mengapa baru sekarang pemuda tersebut mau melayani. Ia menjelaskan bahwa bunga yang ia bawa menggambarkan kondisi pemuda itu, bahwa, waktunya sudah terlambat.
Dari cerita tersebut kita bisa memahami bahwa seringkali kita mengabaikan pekerjaan yang Allah berikan demi kepentingan kita sendiri. Sering kali kita menolak dan membalikkan badan dengan alasan bahwa kita tidak punya waktu. Padahal, kita perlu memahami bahwa hidup kita terbatas dan belum tentu kita akan mendapatkan kesempatan untuk melayani di masa yang akan datang.
Lalu, pertanyaannya, mengapa kita perlu melayani? Allah telah menganugerahkan keselamatan bagi kita semua, Ia rindu supaya kita bisa memberitakan anugerah keselamatan kepada semua orang sehingga kita menjadi berkat. Hal tersebut tentu dapat dilakukan karena kita dipanggil untuk melayani. Dengan dasar tersebut, kita harus paham bahwa keselamatan Allah menjadikan pelayanan kita:
- Ditujukan untuk kemuliaan-Nya
- Panggilan untuk menjadi berkat merupakan panggilan untuk tiap umat-Nya
- Melayani Dia adalah kehendak dan perintah-Nya
Kita adalah orang berdosa yang menerima anugerah keselamatan. Di hadapan-Nya kita adalah seorang budak yang harus mengerjakan pekerjaan-Nya. Walau terkesan rendah, tetapi, kita perlu mengingat bahwa kita adalah orang-orang yang dipercayai oleh Allah untuk melakukan pekerjaan-Nya (1 Tesalonika 2 : 4-6). Karena kita adalah orang-orang yang dipercayai untuk melakukan pekerjaan-Nya, maka, kita patut meresponi kehendak-Nya dengan melayani sepenuh hati.
Melayani sepenuh hati artinya penting sekali untuk kita memiliki relasi yang intim dengan Allah. Dengan terjalinnya relasi yang intim, kita semakin mengenal Dia, semakin dalam memahami firman-Nya, sehingga kita juga semakin paham apa yang menjadi kehendak-Nya dalam kita melayani atau melakukan pelayanan. Tanpa pengenalan yang dalam akan pribadi-Nya, maka, pelayanan kita menjadi sia-sia. Tak lupa, kkta juga harus meminta pimpinan Roh Kudus. Karena, seringkali dalam melayani, kita tidak hati-hati dan justru mengikuti natur dosa. Dalam melayani tak jarang kita mengharapkan pujian dari orang lain, mendapatkan penghargaan dan penerimaan, dan sebagainya. Merendahkan diri dan merendahkan hati untuk dipimpin Roh Kudus mengajarkan kita untuk tetap mengingat bahwa melayani adalah untuk Allah dan bukan untuk diri kita sendiri. Dengan pimpinan Roh Kudus, kita mampu melayani sesuai dengan kehendak-Nya.
Praktisnya, kita bisa mulai melayani dari lingkup keluarga, teman-teman, dan lainnya. Di mana kita ditempatkan itu bergantung pada kehendak Allah. Di mana Ia tempatkan kita, di situlah kita melayani dengan segenap hati. Maka, kita perlu peka terhadap tempat ke mana Allah panggil kita untuk melayani. Dalam melayani, kita juga harus tetap memiliki integritas. Paulus mengingatkan jemaat Efesus (Efesus 6:6) untuk melayani demi kemuliaan-Nya sebagai hamba Kristus dengan segenap hati dan sesuai kehendak-Nya. Sesuai dengan kehendak-Nya berarti kita harus berbeda dengan sifat-sifat duniawi. Kita dituntut untuk rendah hati, memiliki kasih dan juga penguasaan diri.
Ketika Allah memanggil kita, dimanapun dan kapanpun itu, responilah. Terlebih kita sudah dulu diselamatkan oleh karena kasih-Nya, kita adalah orang-orang yang dipilih-Nya. Layanilah Ia dengan tulus hati, jadilah garam dan terang di mana kamu ditempatkan oleh Dia. Jadilah hamba bagi kemuliaan-Nya.
Kiranya ringkasan khotbah ini dapat menjadi berkat bagi kita semua. Tuhan Yesus Memberkati.
Komentar
Posting Komentar